GAMPANG-gampang susah. kebanyakan orang berangapan untuk menjadi orang yang sudah di katakan dewasa itu sangat mudah tapi sebenarnya rumit sekali karna orang yang di katakan dewasa itu adalah orang yang sudah mapan dalam hidupnya, mempunyai kekuatan mental dalam menghadapi hidup dan mampu bertahan dalam situasi suatu permasalahan yang di hadapinya sendiri. tingkat dewasa menurut pendangan orang tua berbeda dengan tinggkat dewasa menurut pandang orang lain. jika menurut orang tua dewasa adalah jikalau anaknya sudah dapat dan bisa menghadapi permasalahan yang seharusnya orang tua terlibat dalam hal tersebut, dan sianak itu mampu, berhasil tanpa ada satu keterkaitan dan dorongan dari pihak orangtua. dan anak itu sudah tidak lagi banyak meminta segala sesuatu, dan sudah dapat tempat sendiri untuk dia melakukan segala aktifitas kehidupannya. jika menurut pandang orang lain atau pandangan dari lingkungan masyarakat pria yang sudah di katakan dewasa adalah pria yang sudah mempunyai pekerjaan tetap, mempunyai pasangan hidup dan sudah berumah tangga sendiri.
Belajar untuk menghargai sesama, belajar untuk menghargai waktu dan belajar untuk menghargai lingkungan. dan Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia.
Kamis, 26 Februari 2009
Rabu, 25 Februari 2009
MENGINTIP KINERJA CALON ANGGOTA DEWAN RAKYAT
Sebuah Negara yang kaya dengan hasil buminya dan memegang teguh hak-hak asasi menunsia dan mempunyai lambang kebebasan dan kemerdekaan dan berasaskan hukum di dalam Negara dan mempunyai bentuk pemerintahan yang demokrasi dan idealisme. Ini Negara kita.! Namun itu hanya di jadikan dokumen dan arsip yang tersimpan di dalam kotak besi baja semata. tanpa berjalan sesuai dengan kebutuhan rakyat. Banyak partai-partai bermunculan dan menyajikan dan menyerukan berbagai bentuk perubahan jika partai tersebut bisa memenangkan pemilu. Tapi pada dasarnya hanya sebuah trik agar masyarakat dapat mengenal dan mengetahui dan bisa memenangkan demokrasi pemilu. Rakyatlah yang akan jadi sasarannya.! Inilah sebuah momok pemerintah kita yang sangat rumit dalam berpolitik. Tidak sesuai dengan perundang-undangan yang telah ada dan telah di susun oleh para pemimpin kita yang terdahulu. Dan pada akhirnya rakyat jugalah yang merasa penderitaannya. Kapan semua ini bisa berakhir…!
Dewan atau yang lebih dikenal dengan sebutan orang-orang intelektual. Dan orang-orang pintar berpolitik yang kerjanya di dalam gedung ber AC dengan kursi yang empuk, gelas minum yang seteril dan bersih. Perangkat elektronika yang canggih, dengan mengendarai mobil-mobil berkelas eropa. Duduk-duduk berdiskusi tanpa ada tujuan. Mereka lah yang bisa menyerukan keluh kesah rakyat ini. Namun tidak pernah ada kedengarannya. Apa yang harus kita perbuat jika seorang pemimpin kita tidak dapat membawa inspirasi kita kepada perubahan dan pembaharuan bangsa ini. Mulai saat inilah kita harus bisa menentukan apa dan siapa yang akan kita pilih. Dan jangan mudah tergoda dengan mimpi-mimpi serta rencana-rencana yang tidak masuk akal dan tidak akan jadi kenyataan nantinya. Politik uang (money politic) itu sudah menjadi akar dan budaya untuk dapat mengelabuhi rakyat. yang mudah tergiur dengan nilai rupiah. Siapa yang akan disalahkan nantinya, rakyat atau pemimpin..!
Indonesia masuk kedalam nomor empat (4) dunia Negara yang termiskin. dan nomor lima (5) Negara terkorupsi di dunia. Rakyat atau para pemimpinkah yang akan di salahkan. Jelas bukan rakyat tapi para pemimpin kita kenapa harus rakyat biasa yang harus menangung penderitaan. Itu semua karna kita sebagai rakyat yang masih minim pengetahuan dan mudah di pengaruhi.
Kita sebagai rakyat kecil dan sebagai rakyat biasa, kita bodoh jika kita tidak bisa makan, kita pintar jika kita bisa makan. Kenapa harus demikian,? Karna kita yang nantinya bisa menentukan hari depan bangsa ini, Baik dan buruknya. Banyak para calon-calon dewan saat ini mereka mulai menjadi keluarga dekat kita, memberi kita beras, memberi kita uang dan mendatangi rumah kita dengan ucapan sopan dan penuh harapan agar kita bisa menerima mereka. Membuat berbagai kegiatan yang mengatasnamakan mereka. Mereka Memasang profile-profile photo mereka, menyebarkan spanduk-spanduk kesemua sisi jalan, diatas gedung, diatas pohon. Itulah yang nantinya mereka lakukan, sebelum menjadi pemimpin. Mereka tidak peduli berapa banyak uang mereka habis yang penting nama dan kekuasaan bisa mereka dapatkan. Waktu itulah mereka mulai berkampanye, dan menyebutkan dirinya; “akulah yang bisa, akulah yang mampu, untuk membawa bangsa ini pada perubahan, maka pilihlah aku.” tapi jika mereka telah mendapatkan semua keinginannya, mereka akan mulai beranjak pergi dan lari dan meninggalkan kita dan lupa akan janji-janji mereka. Kebudayaan Ini yang tidak bisa kita rubah karna sudah menjadi budaya yang terpendam lama dalam bangsa ini, mereka saling meniru pemimpin dahulunya yang bisa bebas berbuat apa saja untuk maraup dan mencuri harta yang di miliki rakyat. Kini merekalah yang akan menjadi ahli waris penerusnya.
Mobil mewah, punya sopir pribadi, punya seketaris cantik, gaji jutaan, rumah berdinding kaca, punya istri simpanan. Punya proyek-proyek besar, Jalan-jalan keluar negeri. Masuk kantor terlambat 1 satu jam. Siapa yang tidak mau jika itu terjadi pada kita. Pemimpin kita yang tadinya kita pilih itulah yang akan mereka lakukan. Kita hanya menjadi penonton dan penikmat yang menderita. Mulai saat inilah kita harus menentukan bangsa ini karna perhelatan demokrasi yang bisa merubah bangsa ini akan segera kita tentukan. Mari rakyatku tentukan pilihanmu, dengan hati mu dan harapan mu. Tidak akan ada babak ke dua lagi. hanya ada satu babak. Babak inilah saat-saat kita bisa mulai merubah semuanya. Kita yang kemarin tertindas, kita yang kemarin tidak dapat makan, kita yang kemarin tidak dapat sekolah, kita yang kemarin tidak bisa berobat, kita yang kemarin tidak dapat menjual hasil kebun kita, kita yang kemarin terkena bencana tanpa ada bantuan, seruaan kita yang kemarin tidak di dengar dan
di perhitungkan. Ini semua yang harus mereka kerjakan dan harus menjadi PR mereka.
Senin, 23 Februari 2009
manunsia tak berakal
Dalam tingkat kejiwaan seseorang dapat di katakan dengan manupulasi pikiran yang tak kan pernah bisa di monitoring dirinya sendiri. karena tingakt kejenuhan manusia lebih tinggi karna adanya permasalahan yang pernah di hadapi, dan tak bisa di lawan oleh jiwa dirinya sendiri. oleh sebab itu hampir 70 % pikiran manunsia, tidak berakal dan tak mampu untuk menghadapi tingkat pemikiran yang sehat. takkan mungkin orang mau melakukan aksi bunuh diri jika tanpa adanya dorongan dari permasalahan yang dia hadapi, ini sebagian dari proses pemikiran yang tak bisa di atasi oleh perasaannya dan jiwanya sendiri. melakukan tindakan yang bisa mecelakakan diri sendiri, seperti bunuh diri, gantung diri dan lain sebagainya. itu di lakukan karna adanya gejolak jiwa seseorang yang kuat untuk melakukan tindakan tersebut.. oleh sebab itu jiwa dan perasaan dan pikiran dan tingkah laku dan permasalahaan kita harus di sharing dengan sesama kita yang bisa mengatasinya dan membantu kita..
Langganan:
Postingan (Atom)